50 Persen Warga Cangkringan Sleman Menderita Penyakit Kelamin

Ilustrasi penyakit kelamin. ayogitabisa.com/Hendro
AyoGitaBisa.com - Masalah kesehatan masih jadi isu serius di negeri ini. Tak hanya di daerah pinggiran, tapi juga di wilayah yang selama ini dianggap sebagai kawasan maju dan berkembang. Misalnya isu penyakit kelamin yang merebak di Kecamatan Cangkringan, Sleman, Jogjakarta. Lebih mengejutkan lagi, kelompok ibu rumah tangga mendominasi jumlah penderita penyakit kelamin atau infekasi menular seksual (IMS).

Diduga jumlah itu melonjak sejak berlangsungnya penambangan pasir usai erupsi Merapi. Kepala Puskesmas Cangkringan Maryadi menjelaskan banyaknya kasus penyakit kelamin yang menimpa warga Cangkringan telah mendapat perhatian khusus, baik Dinas Kesehatan Provinsi DIY maupun Kabupaten Sleman.

Menurut dia, data tersebut terungkap sejak 2012 lalu, dari 25 puskesmas di Sleman, Cangkringan menduduki urutan pertama banyaknya warga yang terinfeksi penyakit kelamin. "Warga yang menderita penyakit ini merata di semua desa seperti Argomulyo, Glagahharjo, Kepuhharjo, Umbulharjo dan Wukirsari," ungkap Maryadi beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut kata Maryadi, masalah tersebut sudah masuk di laporan kabupaten dan provinsi. Diakui, untuk IMS, di Kecamatan Cangkringan adalah yang cukup tinggi dibandingkan kecamatan lain di Sleman. Namun, Maryadi belum bisa menjelaskan jika penyebab tingginya IMS dikarenakan maraknya penambangan pasir.

Oleh sebab itu, guna menangani persoalan tersebut pihaknya membentuk tim IMS yang bertugas memberikan penyuluhan, pendekatan dan pendataan terhadap warga yang menderita penyakit ini. "Mulai ada kesadaran dari warga untuk memeriksakan diri," katanya.

Saat ini Puskesmas Cangkringan merencanakan adanya Voluntary Counseling Test (VCT) secara mobile di beberapa desa secara berkelanjutan. "Kami sudah memberikan penyuluhan kepada warga dan menyampaikan untuk tidak malu memeriksakan diri. Hasilnya dari target 50 pasien ternyata mencapai 75 orang, dan itu kebanyakan adalah ibu rumah tangga," tutur dia.

Sementara itu Koordinator Tim IMS Puskesmas Cangkringan, Dyah Arum Retnaningtyas mengatakan saat ini pihaknya secara melakukan penanganan secara intensif dengan turun langsung ke lapangan. Ia menjelaskan, dari 75 orang yang mengeluhkan sakit pada alat kelamin dan memeriksakan diri, terungkap secara umum 40 persen hingga 50 persen di antaranya positif terinfeksi IMS.

Untuk jenisnya pun beragam seperti keputihan, kutil kelamin, candidiasis, bacterial vaginosis. Bahkan dari 75 pasian sebanyak 30 orang dinyatakan positif terinfeksi Gonore (GO) atau kencing nanah yang kerap dikenal dengan sebutan raja singa.

Dyah menambahkan untuk IMS, masih bisa diobati dan dengan dilakukan secara intensif. Satu hal yang menjadi kekhawatiran dia, jika tidak segera ditangani, tingginya angka penderita IMS dapat menjadi pintu gerbang penularan HIV/AIDS di wilayah Cangkringan.
Diambil dari http://www.ayogitabisa.com/

0 comments:

Posting Komentar